|
Detail Cantuman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Judul
|
:
|
Arifin C. Noer Telah Tiada
|
Bahasa
|
:
|
ind
|
|
|
|
Abstrak
|
:
|
Arifin C. Noer perintis teater modern Indonesia telah tiada, setelah berjuang melawan kanker hati pada 28 Mei 1995 sekitar pukul 06:25 WIB "Sang Sutradara" menghembuskan nafas terakhirnya di RS Medistra Jakarta. Sutradara asal Cirebon ini kemudian di semayamkan di rumah duka di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan sore harinya dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Berangkat dari teater, sebagai pendiri Teater Ketjil (1967) bersama Ikranegara, berpendapat Almarhum bersama Rendra adalah sebagai pendobrak stagnasi dunia teater di tahun 60-an. Diantara tiga teater yang boleh dikatakan penting pada tahun itu "sumbangan" Arifin dan Teater Ketjil sungguh bukan main-main. Arifinlah yang mengucapkan masalah-masalah modern dalam teater Indonesia lewat kekayaan tradisi yang ada. Terjun ke dunia film diawali dengan karyanya (sebagai sutradara dan penulis skenario) "Suci Sang Primadona" (1977) yang mengilhami semangat pembaharuan pada perfilman Indonesia saat itu.
Perjalanan karier kesenimanannya dimulai sejak di Cirebon sebagai keluarga penjual sate kambing, pernah sebagai sutradara teater Muslim di Solo dan sebagai anggota group Drama Yogyakarta. Setelah hijrah ke Jakarta, pada tahun 1968 (dibukanya Taman Ismail Marzuki, TIM) banyak bertemu dengan tokoh dari berbagai etnis dan budaya yang akhirnya memperkaya kesenimanannya melalui pergaulan dengan mereka di TIM, ketajaman kesenimanannya terus terasah seiring pergaulannya yang luas dengan berbagai tokoh seniman, yang pada gilirannya menjadikan Arifin sebagai sumber pertama bila ada hal-hal khusus yang terjadi pada seniman Indonesia.
|
|
|
|
Kata Kunci
|
:
|
Arifin C. Noer, Teater Ketjil, Perintis Teater Indonesia
|
Sumber
|
:
|
Kompas, 29 Mei 1995
|
|
|
|
Dokumen Teks Lengkap
|
:
|
Catatan : Anda harus memiliki aplikasi pembaca
dokumen PDF untuk dapat membuka dokumen ini.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|