|
Detail Cantuman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Judul
|
:
|
Lagi, FSI ’95 dengan berbagai Kejutan Almarhum Arifin C. Noer Sutradara Terbaik
|
Bahasa
|
:
|
ind
|
|
|
|
Abstrak
|
:
|
Akhirnya almarhum Arifin C. Noer lewat karyanya “Keris” dinobatkan sebagai sutradara terbaik versi FSI 1995 yang dilangsungkan di 21 Concert Hall semalam, mengalahkan Mpu sutradara Teguh Karya. Seperti telah diduga sebelumnya bahwa karya terakhir almarhum yang dijagokan akan akan meraih sembilan unggulan, walaupun akhirnya hanya dua Piala Vidia yang diperoleh.
Dalam FSI kali ini ada beberapa keputusan yang kontroversi, misalnya kemenangan Jajang C. Noer (yang sebagai anggota tim juri) yang menyabet 1 Piala Vidia. Juga Karya Ali Shahab (Nyai Dasima), sebagai Pantap FSI juga menjadi kontroversi ketika Cut Keke memperoleh kemenangan sebagai aktris wanita terbaik. Terlepas dari semua kontroversi itu, FSI kali ini boleh dikatakan sukses, jumlah peserta melonjak dari FSI tahun lalu sebagai salah satu indikator. Selain itu ada sejumlah kejutan pada FSI tahun ini, sejumlah aktor yang tidak diunggulkan pada saat pengumuman ternyata berhasil menyabet Piala Vidia untuk beberapa kategori, semisal Sandy Nayoan sebagai Pemeran Utama Pria terbaik (Menghitung Hari) yang sebelumnya menyebut-nyebut nama Didi Petet di posisi itu.
Tahun ini, jumlah sinetron yang disertakan dalam festival 608 episode. Dari jumlah itu sebanyak 41 episode mampu lolos dari Komite Seleksi. Sabtu (25/11) lalu, dewan juri mengumumkan sinetron unggulan dan unsur-unsur pendukung sinetron.
Yang lain dari FSI 1995 adalah penyerahan Piala Khusus kepada H. Benyamin Sueb, atas dedikasinya yang besar dalam dunia kesenian.
|
|
|
|
Kata Kunci
|
:
|
Keris, Teguh Karya, Piala Vidia
|
Sumber
|
:
|
Republika, 8 Desember 1995 hlm. 1
|
|
|
|
Dokumen Teks Lengkap
|
:
|
Catatan : Anda harus memiliki aplikasi pembaca
dokumen PDF untuk dapat membuka dokumen ini.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|