|
Detail Cantuman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Judul
|
:
|
‘Ode untuk Kaum Marjinal’ Semua Tokoh Arifin C Noer Kembali ke Tuhan
|
Bahasa
|
:
|
ind
|
|
|
|
Abstrak
|
:
|
Bertempat di Ruang Serba Guna ITB, para seniman melakukan diskusi tentang karya-karya suami Jajang Pamoentjak, almarhum Arifin C. Noer. Meski beliau telah tiada tetapi tetap karya-karyanya menjadi magnet yang sangat kuat untuk tetap mengupas dan mengulasnya.
Sebagian besar dari naskah drama Arifin selalu berbicara tentang kaum marjinal (kaum miskin – RED) bukan saja yang termarjinalisasi karena keadaan ekonomi tetapi juga termarjinalisasi secara spiritual. Keberpihakan kepada kaum marjinal ini menurut Arifin telah menjadi pilihan dari sikap hidupnya.
Semua naskah drama tentang kaum marjinal secara ekonomi maupun kaum marjinal spiritual akan selalu dibahas kembali kepada Tuhan.
Ada tiga aspek yang dilakukan oleh Arifin dalam menggarap karya-karyanya, pertama aspek penyutradaraaan, kedua teater tanpa batas dan ketiga lintas budaya.
Pada penyutradaraan sebelum melangkah dia akan mendiskusikan seluas-luasnya kepada para aktor untuk lebih menangkap ide dari sebuah naskah yang akan dilakonkan.
Teater tanpa batas, maksudnya teater yang dikembangkan dengan kebebasan yang tidak mengandalkan formalitas tetapi tetap terikat pada “ide” naskah. Adaptasi dengan masalah yang relevan dan konkret menjadikan teater hidup dan komunikasi dengan penonton menjadi “nyampe”.
Lintas budaya, artinya dalam melakonkan naskah asing, Arifin mengambil ide naskahnya, setelah mendapatkan idenya, dia memberi kebebasan pelakonnya untuk melakonkan dengan logat bahasa dan budaya lokal, asal ide naskahnya tidak keluar dari jalur.
|
|
|
|
Kata Kunci
|
:
|
Marjinal, Arifin C. Noer, Teater
|
Sumber
|
:
|
Republika, 28 Maret 1996
|
|
|
|
Dokumen Teks Lengkap
|
:
|
Catatan : Anda harus memiliki aplikasi pembaca
dokumen PDF untuk dapat membuka dokumen ini.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|